Sabtu, 01 Oktober 2011

Komunikasi Interpersonal*

A.    Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan satu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Vito (1976) mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik langsung.
Effendi (1986) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Pendapat lain dari Dean C. Barnlund (1968) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal biasanya dihubungkan dengan pertemuan antar dua orang atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur.
Menurut Rogers dalam Depari (1988) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Menurut Tan (1981), interpersonal communication adalah komunikasi tatap muka antara dua atau lebih orang.
B.    Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditinjau manakah ciri-ciri yang menunjukkan perbedaan yang khas antara komunikasi interpersonal dengan komunikasi massa dan komunikasi kelompok.
Menurut Bernlund (1968) ada beberapa ciri yang bisa diberikan untuk mengenal komunikasi interpersonal, yaitu:
1.     Komunikasi pribadi terjadi secara spontan.
2.     Tidak mempunyai struktur yang teratur atau diatur.
3.     Terjadi secara kebetulan.
4.     Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu.
5.     Identitas keanggotaannya kadang-kadang kurang jelas.
6.     Bisa terjadi hanya sambil lalu saja.
Reardon (1987) juga mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai paling sedikit enam ciri, yaitu:
1.     Dilaksanakan karena adanya pelbagai faktor pendorong.
2.     Berakibat sesuatu yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
3.     Kerapkali berbalas-balasan.
4.     Mempersyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang interpersonal.
5.     Suasana hubungan harus bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan.
6.     Menggunakan pelabagai lambing-lambang yang bermakna.
C.    Sifat-sifat Komunikasi Interpersonal
Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi interpersonal bukan komunikasi lainnya yang terangkum dalam pendapat-pendapat Reardon (1987), Effendy (1986), Porter dan Samovar (1982). Sifat-sifat komunikasi antar pribadi itu adalah:
1.     Melibatkan di dalamnya perilaku verbal maupun nonverbal.
Dalam komunikasi, tanda-tanda verbal diwakili dalam penyebutan kata-kata, pengungkapannya baik yang lisan maupun tertulis. Sedangkan tanda-tanda nonverbal terlihat dalam ekspresi wajah, gerakan tangan atau anggota badan lainnya.
2.     Melibatkan perilaku yang spontan,scripted dan contrived.
Perilaku spontan dilakukan secara tiba-tiba, serta merta untuk menjawab suatu rangsangan dari luar tanpa terpikir lebih dahulu.
Bentuk perilaku yang kedua adalah yang bersifat scripted. Reaksi dari emosi dari emosi terhadap pesan yang diterima jika pada taraf yang terus menerus membangkitkan suatu kebiasaan anda untuk belajar dan akhirnya prilaku ini dilakukan karena dorongan faktor kebiasaan. Pada perilaku yang spontan, gerakan yang dilakukan merupakan suatu gerakan refleks, reaksi yang cepat dari emosi. Sedangkan pada perilaku yang scripted, gerakan yang dibuat sebagai perilaku yang sebelumnya terus menerus dipelajari sehingga menjadi kebiasaan.
Bentuk ketiga dari perilaku komunikasi interpersonal adalah perilaku contrived. Perilaku ini merupakan perilaku yang sebagian besar didasarkan pada pertimbangan kognitif. Jadi sesorang berperilaku karena ia berpendapat atau percaya bahwa apa yang dilakukan benar-benar rasional, masuk akal sesuai dengan pikiran, pendapat, kepercayaan dan  keyakinannya.
Jika perilaku scripted disebabkan karena suatu hasil belajar seseorang secara terus menerus sebelumnya, maka perilaku contrived karena dikuasai sebagian besarnya oleh keputusan-keputusan yang rasional.
3.     Komunikasi interpersonal sebagai suatu proses yang berkembang.
Komunikasi interpersonal sebenarnya tidaklah statis melainkan dinamis. Jika ada orang yang baru pertama kali bertemu maka mereka hanya mempunyai gambaran yang umum atau pengetahuan dasar tentang orang lain sangat terbatas. Sebagai contoh dalam perkenalan pertama  mungkin yang kita tahu adalah nama seseorang, tempat dan tanggal lahir, suku asal, Negara maupun pekerjaan, selebihnya mungkin tidak diketahui. Namun karena setiap hari mungkin saja kedua orang itu terus bergaul maka di antara mereka makin bertambah informasi tentang pribadi masing-masing. Sedikit demi sedikit informasi yang diketahui meluas.
4.     Menghasilkan umpan balik, mempunyai interaksi dan koherensi.
Agar komunikasi interpersonal dikatakan sukses maka para pesertanya harus berpartisipasi satu terhadap yang lain baik dengan pesan-pesan yang verbal maupun non-verbal. Komunikasi interpersonal harus ditandai dengan adanya umpan balik. Umpan balik pribadi mengacu pada respons verbal maupun non-verbal.
Umpan balik saja tidaklah cukup. Umpan balik tidak mungkin ada jika tidak ada interaksi atau kegiatan dan tindakan yang menyertainya. Adanya interaksi menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal harus menghasilkan suatu keterpengaruhan tertentu. Karena interaksi dalam komunikasi interpersonal mengandalkan suatu perubahan dalam sikap, pendapat dan pikiran, perasaan dan minat maupun tindakan tertentu.
Selain umpan balik dan interaksi, maka hasil komunikasi  interpersonal lainnya adalah koherensi. Yang dimaksudkan dengsn koherensi yaitu adanya suatu benang merah yang terjalin antara pesan-pesan verbal maupun non-verbal yang terungkap sebelumnya dengan yang baru saja diungkapkan. Dengan begitu semua pihak dalam komunikasi antar pribadi harus mengetahui alur, urutan cara berpikir, perasaan maupun tindakan pada waktu sedang berkomunikasi. Hal ini demi mencegah kesalahpahaman dan mencegah jika seseorang menjadi tidak mengerti mengapa pihak lainnya mendadak tidak menerima pendapat atau respon-respon yang lainnya.
5.     Komunikasi interpersonal biasanya diatur dengan tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik.
Intrinsik di sini dimaksudkan adalah suatu standar dari perilaku yang dikembangkan oleh seorang sebagai pandu bagaimana mereka melaksanakan komuniasi. Misalnya dua orang kawan yang menghindari diri dari pembicaraan tentang satu tema diskusi karena kedudukan mereka terhadap tema itu sangat berbeda. Misalnya seorang pimpinan dan bawahan.
Sedangkan ekstrinsik di sini dimaksudkan dengan adanya standar atau tataran lain yang ditimbulkan karena adanya pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah dihentikan.
6.     Menunjukkan adanya suatu tindakan.
Sifat keenam dari komunikasi interpersonal adalah harus adanya sesuatu yang dibuat oleh mereka yang terlibat dalam proses komunikasi itu. Jadi kedua pihak harus sama-sama mempunyai kegiatan, aksi tertentu sehingga tanda bahwa mereka memang berkomunikasi.
7.     Merupakan persuasi antar manusia.
Persuasi merupakan teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan data dan fakta psikologis maupun sosiologi dari komunikan yang hendak dipengaruhi.
Komunikasi interpersonal melibatkan usaha yang bersifat persuasif, karena untuk mencapai sukses harus diketahui latar belakang psikologis dan sosiologis seseorang.
D.    Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
Ada bermacam-macam nama dalam komunikasi interpersonal antaranya komunikasi diadik, dialog, wawancara, percapan, dan komunikasi tatap muka. Redding mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.
a.     Interaksi intim
Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, pasangan yang sudah menikah, anggota family, dan orang-orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuat. Kekuatan dari hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi.

b.    Percakapan sosial
Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana dengan sedikit berbicara. Percakapan biasanya tidak begitu terlibat secara mendalam. Jika dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar oraganisai seperti family, sport, isu politik, ini adlah merupakan contoh percakapan sosial.

c.     Interogasi atau pemeriksaan
Inerogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam control, meminta atau bahkan menuntut informasi dariapda yang lain. Misalnya, seorang pengacara memeriksa seorang saksi atauseorang pelaksana hukum menanyai seorang tersangka. Perdebatan dan pertengkaran secara verbal adalah bentuk interogasi di mana kedua pihak menuntut satu sama lain dan control sebentar-bentar bertukar. Pertengkaran verbal sering ditandai dengan isu benar atau salah. Debat diatur oleh sejumlah aturan dan umumnya lebih formal daripada perkelahian.

d.    Wawancara
     Wawancara adalah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa Tanya jawab. Salah seorang mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi dan yang lainnya mendengarkan dengan baik kemudian memberikan jawaban yang dikehendaki sampai tujuan wawancara tercapai.
E.    Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Tetapi di sini hanya akan dibicarakan enam diantaranya yang dianggap penting. Tujuan komunikasi ini tidak perlu disadari pada saat terjadinya pertemuan dan juga tidak perlu dinyatakan. Tujuan itu boleh disadari dan boleh tidak disadari dan boleh disengaja atau tidak disengaja. Diantara tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut:
a.      
     Menemukan diri sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran dan tingkah laku kita. Dari pertemuan semacam ini misalnya, kita belajar, bahwa perasaan kita tentang diri kita, tentang orang lain, dunia tidaklah begitu berbeda dari perasaan orang lain. Kesamaan tingkah laku kita adalah benar, seperti ketakutan, harapan, dan keinginan kita. Penguatan yang positif membantu kita merasa normal. Melalui komunikasi kita juga belajar bagaimana kita menghadapi yang lain, apakah kekuatan dan kelemahan kita dan siapakah yang menyukai dan tidak menyukai kita dan mengapa.

b.    Menemukan dunia luar
Hanya komunikasi interpersonal yang dapat menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal itu menjadikan kita memahami lebih baik dunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal. Meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu sering kali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal. Kenyataan, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai kita barangkali dipengaruhi lebih banyak oleh pertemuan interpersonal daripada oleh media atau pendidikan formal.

c.     Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabdikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan yang demikian membantu mengurangi kesepian dan depresi, menjadikan kita sanggup saling berbagi kesenangan kita dan umumnya membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita.

d.    Berubah sikap dan tingkah laku
Banyak waktu kita gunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, mendengar tape recorder, melihat film, menulis atau membaca buku, memasuki bidang tertentu, mengambil kuliah tertentu, berpikir dengan cara tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi interpersonal. Adalah menarik untuk mencatat bahwa studi mengenai keefektifan media massa, bertentangan dengan situasi interpersonal dalam mengubah tingkah laku tertentu. Kita lebih sering membujuk melalui komunikasi interpersonal daripada komunikasi media massa.

e.     Untuk bermain dan kesenangan
Bermain mencakup semua aktifitas yang mempunyai tujuan utama yaitu mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktifitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita-cerita lucu, pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang menghabiskan waktu. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti tetapi mempunyai tujuan yang sangat penting. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f.     Untuk membantu
Ahli-ahli kejiwaaan, ahli psikologi klinis dan therapy menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta,berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil, dan memberikan hal yang menyenangkan kepada anak yang sedang menangis. Professional atau tidak professional, keberhasilan memberikan bantuan tergantung kepada pengetahuan dan keterampilan komunikasi interpersonal.
Kita juga telah melihat tujuan-tujuan komunikasi interpersonal ini dari dua perspektif yang lain. Pertama, tujuan ini boleh dilihat sebagai factor yang memotivasi atau alasan mengapa kita terlibat dalam komunikasi interpersonal. Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa kita terlibat komunikasi interpersonal untuk mendapatkan kesenangan, untuk membantu, dan mengubah tingkah laku seseorang. Kedua, tujuan ini boleh dipandang sebagai hasil atau efek umum dari komunikasi interpersonal yang berasal dari pertemuan interpersonal. Berdasarkan itu kita dapat mengatakan bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang diri, membentuk hubungan yang lebih berarti dan memperoleh tambahan pengetahuan dunia luar.
F.    Variabel Tetap dan Tidak Tetap dalam Proses Komunikasi Interpersonal
Variabel-variabel atau unsur-unsur tetap dalam proses-proses komunikasi interpersonal adalah:
1.     Pengirim
Pendirim dalam rangkaian komunikasi sebenarnya dapat dianggap sebagai seorang pencipta pesan, penginisiatif suatu proses kegiatan komunikasi. Seorang pengirim menurut mulyana dan Rakhmat (1990) ialah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi. Pengirim adalah orang yang membagi ide, informasi atau sikapnya kepada orang lain.
2.     Latar belakang
Pengirim ataupun penerima merupakan manusia yang hidup dalam suatu relasi. Mereka sendiri juga mempunyai cirri-ciri khas, sifat-sifat, pikiran, perasaan dan tingkah laku sendiri yang membedakannya dengan orang lainnya. Inilah yang disebut dengan latar belakang, yaitu sesuatu yang kita anggap menimpa dan mempengaruhi pengirim dan penerima dalam komunikasi antar pribadi.
3.     Pesan/stimulus
Dalam konteks komunikasi, stimulus/pesan sebenarnya ibarat suatu informasi atau isi pernyataan dalam bentuk bahasa, kode, maupun sistem tanda yang masuk akal.
4.     Saluran/media
Saluran dapat dikatakan tempat terbaik yang terpilih dimana suatu stimulus/pesan melewatinya.
5.     Penerima
Penerima adalah suatu unsur penting dalam proses komunikasi. Penerima adalah titik akhir dari tujuan pesan itu. Penerima adalah seseorang yang menerima pesan dan menerjemahkannya dengan pengaruh latar belakang yang dimilikinya.
6.     Umpan balik
Umpan balik  merupakan reaksi terhadap pesan bahwa penerima sudah menerima pesan serta memahaminya. Fungsi umpan balik adalah mengontrol keefektifan pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima.
7.     Entropi
Entropi adalah suatu analogi terhadap gangguan mekanisme dari seluruh sistem komunikasi. Menurut shanon dan Weaver, entropi merupakan suatu konsep untuk menjelaskan bagaimana pesan komunikasi itu bias jalan tersesat dalam satu rangkaian proses yang akhirnya tidak beraturan sama sekali.
8.     Situasi/suasana
Suasana adalah lingkungan dimana proses komunikasi bergerak. Komnuikasi antar pribadi akan suskses jika seseorang juga memperhatikan suasana.
Variabel-variabel atau unsur-unsur tidak tetap dalam proses-proses komunikasi interpersonal adalah:
1.     Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu catatan kenangan atas objek, orang, kejadian, peristiwa dalam waktu yang lalu dengan mana seseorang mengantisipasi masa yang akan datang.
2.     Pandangan bias atau melenceng
Dalam komunikasi interpersonal kadang-kadang antara komunikator dan komunikan terjadi perbedaan pandangan terhadap pesan yang diberikan, atau mungkin terjadi salah persepsi. Sehingga setiap individu  penerima pesan mempunyai reaksi yang berbeda, reaksi-reaksi itu bias menghasilkan persepsi yang berbeda dan malah bias sama sekali.
3.     Harapan berlebihan yang sesuai dengan pribadi seseorang
Kadang-kadang efek terpaan suatu pesan menimbulkan umpan balik yang berbeda-beda dari satu orang dengan yang lainnya. Salah satunya adalah besarnya harapan seseorang (baik komunikator ataupun komunikan) agar isi pesan benar-benar sesuai dengan harapan maupun visi kedua partispan dalam komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA 
Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti

*buat yang pengen ambil tulisan ini untuk dijadikan bahan makalah atau sumber literatur, jangan lupa masukkan blog saia sebagai web sumber yaaa.. :D --permohonan ingin eksis, hahaaa--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar