Kamis, 09 Agustus 2012

Ikhlas dengan Deklarasi

Aslm blog reader..
10 hari terakhir Ramadhan yaaaa???
Saia ingin berbagi satu cerita..

Dua malam lalu saia masih berada di luar rumah sampai jam 11 malam. Selain karena ada yang dikerjain bareng teman, saia juga lagi males pulang. Pulang cuma ketemu kasur ukuran double, sedangkan saia lagi jadi single... *ups, curhat*


Karena butuh asupan listrik buat laptop utk kerjaan dan sepertinya akan memakan waktu lama, saia dan dua teman memilih ke satu restoran fastfood yang berlabel 24 jam. Kami tiba jam setengah 10. Memesan makanan dan minuman, lalu ngobrol sambil menyelesaikan pekerjaan... Jam 10, petugas mulai membersihkan area tempat kami duduk. Merapihkan meja, bangku, sekat, dll. Menyapu, mengepel dan melap jendela. Kami bertiga cukup cuek, karena berdasarkan label 24 jam berarti kami bisa di sana sampai kami memang memutuskan untuk pergi.

Namun tampaknya usaha utk menyingkirkan kami yang ga memesan apa2 lagi masih berlanjut. Pasokan listrik dari colokan yg kami gunakan dimatikan. Alhamdulillah karena baterai laptop cukup terisi, kami belum juga beranjak. Sebenarnya kami sadar, untuk memperpanjang masa nyaman kami berada di sana tanpa terganggu adalah dengan cara memesan lagi menu yg ada. Tapi entah kenapa, tidak ada dari kami yang memesan makanan lagi. Saia pribadi sedang butuh minuman hangat, yang sayangnya tidak ada di sana. Kalo saia pesan makanan, malah jadi haus dan yang tersedia cuma minuman dingin.

Puncaknya, jam 11 kurang, manajer restoran menyapa kami dan bilang: "Mas, kalo udah makannya pindah ke sebelah sini ya."
Maknanya:
1) Ruangan yang kami tempati memang disekat dari ruangan utama, dan pintunya ingin ditutup.
2) Kami diminta pindah ruangan, dengan catatan kami diharapkan memesan makanan lagi.
3) Kalo tidak mau memesan makanan lagi, tampaknya kami diharapkan menyudahkan urusan di sana.

Kami yang pada saat itu sudah CUKUP SADAR dengan segala sindiran yang dilakukan akhirnya membereskan barang2 dan pergi. *sebenernya sih karena memang sudah selesai kerjaannya, hehehe*

Saat perjalanan pulang, saia lalu berpikir. Lucu juga restoran ini. Dengan berani mendeklarasikan diri menjadi restoran 24 jam. Tapi tidak rela menerima tamu yang cuma memesan sekali dan tidak pergi2. Heheheee... Memang dari segi bisnis, tamu seperti kami bikin geregetan. Tapi dari segi pelayanan, ketidakrelaan tersebut bisa membahayakan. Saia pribadi, jika menjadi sang manajer, akan memberikan sindirian jika kehadiran tamu seperti saia tadi mengganggu turn over (pergiliran) tamu. Maksudnya, gara2 ada saia, tamu lain jadi ga bisa duduk dan ga jadi makan di restoran tersebut. Tapi ini lagi sepi, dan namanya restoran 24 jam... So??

Alih2 saia kritis terhadap keanehan deklarasi restoran tersebut, malah jadi kepikiran diri sendiri. Bisa jadi itu sunatullah ya. Manusiawi. Namanya kan restoran (tempat makan) 24 jam. Bukan tempat ngobrol atau tempat kerja 24 jam. Kita juga seperti itu... Kadang mendeklarasikan satu hal, kalo lagi momen tertentu kita menyebutnya resolusi. Tapi kadang kita tidak siap dengan semua konsekuensi yang ada. Berharap hanya hal2 baik yang mendatangi diri kita. Berharap tidak ada gangguan. Berharap semuanya berjalan dengan lancar dan menguntungkan. Jika ada hal buruk yang mengganggu dan mengancam, kalo ga sabar dan bijak, pasti kita berbuat sesuatu yang akhirnya 'menggagalkan' deklarasi kita.

Sama perihalnya dengan manajer tadi. Untung nyindirnya masih halus. Kalo nyindir yang menyinggung, pasti mereka akan kehilangan pelanggan. Paling ga kehilangan kami bertiga *sok penting banget*. Lalu hancurlah deklarasi mereka sebagai restoran 24 jam. Karena bisa jadi saia dan teman saia itu mengumbar ketidaknyamanan kami di dunia maya, atau dari mulut ke mulut... *kenapa jadi ngancem?*

Sebenernya itu hal yang wajar, tapi ga selamanya wajar itu baik... Hal yang wajar memang jika kita selalu menginginkan yang baik dlm hidup. Tapi wajar juga jika kita menyiapkan diri untuk hal yang buruk. Ga rugi juga kok. Kalo siap sama hal buruk, kan kita jadi ga terjebak melakukan hal yang buruk pula... Jadi, berdeklarasilah tentang hal yang baik. Dan ikhlaslah akan semua konsekuensi yang ada. Ikhlas bukan pasrah... Ikhlas adalah menerima dengan aktif. Aktif memperbaiki diri. Aktif berdoa. Aktif menyerahkan diri kepada Allah. *pesan buat diri sendiri*

Akhirnya, dari peristiwa resto 24 jam itu saia ambil pelajaran:
1) Kalo mau bikin deklarasi, pikir baik2 konsekuensinya
2) Ikhlaslah dengan konsekuensi yang ada
3) Kalo jadi manajer tempat makan, relakan para tamu seperti kami. Itu sudah hukum alam dunia bisnis tempat makan. Mau buka resto apa aja pasti ada tamu kayak kami. *maksa*
4) Sebaik2nya resto 24 jam adalah rumah kita sendiri

Selamat menjalani 10 hari terakhir Ramadhan :)
Wasslm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar